Saturday, March 1, 2014

Artikel: Hobi Membaca Bukan Sekedar Argumen Masa Kecil



Hobi Membaca Bukan Sekedar Argumen Masa Kecil

Oleh: Devy Destiani 

            Ketika seorang anak kecil ditanya “Apa hobimu?” jawabannya mungkin akan bermacam-macam. Namun jawaban yang sering kita dengar adalah membaca, menggambar, bersepeda, dan main sepak bola. Mengapa? Itu karena hal-hal tersebut adalah suatu kemampuan hebat yang mampu mereka lakukan.
            Membaca merupakan salah satu kemampuan hebat bagi seorang anak kecil. Ya tentu saja, apalagi jika cara dia membaca mendapatkan pujian dari orang-orang di sekitarnya. Dia akan terus mengulang-ulang untuk membaca.
            Nah, bagaimana kalau pertanyaan itu diberikan kepada kaum remaja.
Mungkin hanya sebagian kecil yang masih hobi membaca. Kebanyakan mereka lebih memilih menonton, jalan-jalan, internetan, bermain atau mendengarkan musik sebagai hobi. Para remaja mungkin  sudah menganggap membaca bukan lagi hal yang hebat.
Begitu pula rata-rata para remaja di Kabupaten OKU. Walaupun hobi membaca, namun buku-buku novel dan komik akan menempati posisi teratas sebagai bahan bacaan daripada buku-buku pelajaran. Memang tak ada yang melarang, terlebih jika novel dan komik yang dibaca mempunyai nilai moral yang tersirat. Tapi alangkah lebih bijaksana jika kita tetap mau mencoba untuk membaca dan menelaah  buku-buku yang menyodorkan segudang ilmu.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang buta huruf atau aksara. Jangankan membaca novel atau komik, membaca reklame di pinggir jalan pun mereka kesulitan. Pasti tidak akan ada seorang yang buta huruf atau aksara memiliki hobi membaca. Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik di Kabupaten OKU menyimpulkan ada 98,43 orang dari keseluruhan penduduk di Kabupaten OKU mengalami buta huruf. Sungguh miris, di tengah-tengah zaman yang penuh oleh fasilitas-fasilitas canggih masih ada saja orang-orang yang buta huruf. Padahal membaca merupakan salah satu modal utama dan cara yang efektif untuk kita mendapatkan ilmu.
Setiap orang haruslah membaca, bukan hanya membaca satu atau dua buku, sehari,  sebulan, atau setahun saja. Tapi membaca haruslah menjadi “Kebiasaan”. Janganlah hari-harimu berlalu tanpa membaca. Namun bukan sekedar membaca. Tetapi membaca sesuatu yang menghasilkan manfaat, bacaan yang memperbaiki diri bukan merusak, membangun bukan menjatuhkan, dan memberikan inspirasi bukan mengotori pikiran.
Hobi membaca bukanlah sekedar argumen anak kecil belaka. Membaca adalah sebuah kebutuhan baik untuk anak kecil maupun orang tua. Jika diumpamakan dengan oksigen, apakah kita akan membenarkan jika ada yang berkata hobinya menghirup oksigen? Tentu tidak, karena oksigen memang hak dan kewajibannya. Dia berhak menghirup oksigen yang merupakan karunia Allah SWT dan dia juga berkewajiban menghirup oksigen untuk kelangsungan hidupnya, sehingga menghirup oksigen merupakan kebiasaan bukanlah hobi. Begitu pula dengan membaca, seseorang berhak membaca untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan yang berguna dan juga berkewajiban membaca untuk memberi tambahan wawasan kepada pikirannya. Jadi membaca itu bukanlah sekedar hobi melainkan sebuah kebiasaan yang harus dilakukan. 
 Kita ambil contoh dari kisah baginda Nabi Muhammad SAW. Saat menerima wahyu pertama di gua hira’. Kata yang pertama di turunkan Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril adalah “Iqra (bacalah)” padahal pada saat itu Nabi adalah seorang ummi (tidak mampu membaca dan menulis). Keadaan Rasul yang tak tahu bagaimana cara dan apa yang dibaca ketika itu dengan jelas terlihat dari jawaban Beliau: “Ma ana bi qori‘ (Saya tak dapat membaca).” Bukankah kalimat ini sudah cukup menjadi alasan agar Jibril memilih topik lain, atau menjelaskan maksud yang ia  inginkan. Sebenarnya bisa saja wahyu dimulai dengan kata-kata yang lain, lagi pula masih begitu banyak kata yang lebih baik untuk diberitahukan pertama kali. Tapi Jibril malah mendekap Nabi dengan sangat keras kemudian ia memerintahkannya dengan perintah yang sama, Iqra‘.
Nabi sendiri tidak tahu apa yang Jibril inginkan, bahkan ia tak tahu siapa orang yang ada di hadapannya itu dan bagaimana ia bisa datang ke tempat itu. Kejadian ini pun berulang–ulang sampai tiga kali dan akhirnya Jibril melepaskannya seraya membacakan kelima ayat pertama surat Al-’Alaq. Semua kejadian ini sebelum Jibril menyatakan bahwa ia adalah Malaikat utusan Allah, Muhammad adalah Rasulullah, wahyu itu adalah Al Qur’an, dan agama baru ini adalah Islam. Sebelum adanya semua pernyataan ini ia menyuruh Nabi untuk membaca.  Begitu pentingnya membaca sehingga di dahulukan perintahnya dari pada yang lain. Tidakkah itu cukup menjadi bukti kepada umat Islam akan pentingnya membaca !
Seperti itu juga ajaran dari agama-agama lain. Semuanya pasti akan menunjukkan bahwa membaca itu penting. Lihatlah saja di setiap ajaran pasti memiliki kitab atau setidaknya pegangan hidup. Apakah kitab tersebut berbentuk animasi? Tentu tidak, pasti berbentuk tulisan. Nah, satu-satunya cara agar kita mampu mempelajari ajaran tersebut yaitu membaca. Jadi, benar-benar jelas arti pentingnya membaca bagi kehidupan di alam dunia ini atau pun di alam yang lebih abadi, akherat.
Maukah anda menjadi orang yang hebat?  Jadi orang yang namanya diabadikan? Tak perlu minum madu apalagi putih telur setiap hari. Caranya sangat mudah, hanya perlu menjadikan membaca bukan sekedar hobi melainkan kebiasaan. Membaca adalah hakmu jadi jangan pernah merasa malas atau terbebani karena membaca. Tidak percaya?   Pasti tahukan dengan Albert Einstein seorang ilmuwan sekaligus penemu terkemuka. Alat-alat hebat serta hukum-hukum matematika rumit ia temukan. Tapi dulunya dia bukan berasal dari siswa terpelajar di sekolah, bahkan gurunya tidak memperbolehkan ia sekolah karena ke bodohannya. Namun Ibu Einstein tidak putus asa, dia terus mengajari anaknya di rumah dan membelikan buku-buku ilmiah untuk Einstein kecil. Lihat hasilnya sekarang! Dengan motivasi ibunya serta buku-buku ilmiah yang setia dibaca, Einstein mampu menjelma menjadi seorang yang hebat dan namanya masih terkenang sampai sekarang. Jadi tunggu apalagi? Ayo jadikan membaca sebagai kebiasaan dan jadilah orang-orang hebat selanjutnya!
  

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Translate

Belajar untuk Menulis, Menulis untuk belajar